Latar Belakang
Bencana alam adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan dampak besar bagi populasi manusia, tumbuhan dan hewan. hal ini bisanya terjadi karena faktor alam dan bisa juga diakibatkan oleh tingkah laku manusia itu sendiri yang merusaknya. Karena tidak ada keseimbangan dan timbal balik, antara manusia dan lingkungannya. maka bisa mengakibatkan suatu bencana. dalam hal ini saya akan membahas salah satu bencana yang berdampak besar pada manusia dan lingkungannya. yaitu lumpur lapindo di siduarjo yang sering kita dengar ini.
Tujuan Pembahasn
Mengetahui apa itu lumpur lapindo, dan mencari tau dampak negativ dan positif nya, serta mengetahui apa saja zat kmia yang terkandung dalam lumpur lapindo ini dan mengetahui sisi positif dari lumpur lapindo.
Unsur kimia yang Terkandung pada Lumpur lapindo
Sifat Unsur periodik yang terkandung pada lumpur lapindo.
Tim Pusarpedal Deputi VII KLH, 2006. Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan di Sekitar
Semburan Lumpur Panas Wilayah PT Lapindo Brantas Kabupaten Sidoarjo
Jawa Timur. Paper Pendukung, Simposium Nasional: Pembuangan Lumpur
Porong-Sidoarjo ke Laut? Surabaya. 33 hal.
Bencana alam adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan dampak besar bagi populasi manusia, tumbuhan dan hewan. hal ini bisanya terjadi karena faktor alam dan bisa juga diakibatkan oleh tingkah laku manusia itu sendiri yang merusaknya. Karena tidak ada keseimbangan dan timbal balik, antara manusia dan lingkungannya. maka bisa mengakibatkan suatu bencana. dalam hal ini saya akan membahas salah satu bencana yang berdampak besar pada manusia dan lingkungannya. yaitu lumpur lapindo di siduarjo yang sering kita dengar ini.
Tujuan Pembahasn
Mengetahui apa itu lumpur lapindo, dan mencari tau dampak negativ dan positif nya, serta mengetahui apa saja zat kmia yang terkandung dalam lumpur lapindo ini dan mengetahui sisi positif dari lumpur lapindo.
Pembahasan Lumpur lapindo
Banjir lumpur panas siduardjo, atau yang sering kita kenal lumpur laindo, adalah suatu peristiwa menyemburnya lumpur panas di lokasi pengeboran Lapindo Brantas inc di dusun balongnongo di desa renokenongo, kecamatan porong , kabupaten siduarjo, jawa timur, sejak tanggal 29 mei 2006.
Penyebab Terjadinya lumpur Lapindo
Ada yang
mengatakan bahwa lumpur Lapindo meluap karena kegiatan PT Lapindo di dekat
lokasi itu.
Lapindo Brantas melakukan pengeboran sumur Banjar Panji-1
pada awal Maret 2006 dengan menggunakan perusahaan kontraktor pengeboran PT
Medici Citra Nusantara. Kontrak itu diperoleh Medici atas nama Alton
International Indonesia, Januari 2006, setelah menang tender pengeboran dari
Lapindo senilai US$ 24 juta.
Pada awalnya sumur tersebut direncanakan hingga kedalaman
8500 kaki (2590 meter) untuk mencapai formasi Kujung (batu gamping). Sumur tersebut akan dipasang selubung bor (casing ) yang ukurannya bervariasi sesuai
dengan kedalaman untuk mengantisipasi potensi circulation
loss(hilangnya lumpur dalam formasi) dan kick (masuknya fluida formasi tersebut ke
dalam sumur) sebelum pengeboran menembus formasi Kujung.
Sesuai dengan desain awalnya, Lapindo “sudah” memasang casing 30 inchi pada kedalaman 150 kaki, casing 20 inchi pada 1195 kaki, casing (liner) 16 inchi pada 2385 kaki dan casing 13-3/8 inchi pada 3580 kaki (Lapindo
Press Rilis ke wartawan, 15 Juni 2006). Ketika Lapindo mengebor lapisan bumi
dari kedalaman 3580 kaki sampai ke 9297 kaki, mereka “belum” memasang casing
9-5/8 inchi yang rencananya akan dipasang tepat di kedalaman batas antara
formasi Kalibeng Bawah dengan Formasi Kujung (8500 kaki).
Diperkirakan bahwa Lapindo, sejak awal merencanakan
kegiatan pemboran ini dengan membuat prognosis pengeboran
yang salah. Mereka membuat prognosis dengan mengasumsikan zona pemboran mereka
di zona Rembang dengan target pemborannya adalah formasi Kujung. Padahal mereka
membor di zona Kendeng yang tidak ada formasi Kujung-nya. Alhasil, mereka
merencanakan memasang casing setelah menyentuh target yaitu batu
gamping formasi Kujung yang sebenarnya tidak ada. Selama mengebor mereka tidak
meng-casing lubang karena
kegiatan pemboran masih berlangsung. Selama pemboran, lumpur overpressure (bertekanan tinggi) dari formasi
Pucangan sudah berusaha menerobos (blow out) tetapi dapat di atasi
dengan pompa lumpurnya Lapindo (Medici).
Setelah kedalaman 9297 kaki, akhirnya mata bor menyentuh batu gamping. Lapindo mengira target formasi Kujung sudah tercapai, padahal mereka hanya menyentuh formasi Klitik. Batu gamping formasi Klitik sangat porous (bolong-bolong). Akibatnya lumpur yang digunakan untuk melawan lumpur formasi Pucangan hilang (masuk ke lubang di batu gamping formasi Klitik) atau circulation loss sehingga Lapindo kehilangan/kehabisan lumpur di permukaan.
Akibat dari habisnya lumpur Lapindo, maka lumpur formasi Pucangan berusaha menerobos ke luar (terjadi kick). Mata bor berusaha ditarik tetapi terjepit sehingga dipotong. Sesuai prosedur standard, operasi pemboran dihentikan, perangkap Blow Out Preventer (BOP) di rig segera ditutup & segera dipompakan lumpur pemboran berdensitas berat ke dalam sumur dengan tujuan mematikan kick. Kemungkinan yang terjadi, fluida formasi bertekanan tinggi sudah terlanjur naik ke atas sampai ke batas antara open-hole dengan selubung di permukaan (surface casing) 13 3/8 inchi. Di kedalaman tersebut, diperkirakan kondisi geologis tanah tidak stabil & kemungkinan banyak terdapat rekahan alami (natural fissures) yang bisa sampai ke permukaan. Karena tidak dapat melanjutkan perjalanannya terus ke atas melalui lubang sumur disebabkan BOP sudah ditutup, maka fluida formasi bertekanan tadi akan berusaha mencari jalan lain yang lebih mudah yaitu melewati rekahan alami tadi & berhasil. Inilah mengapa surface blowout terjadi di berbagai tempat di sekitar area sumur, bukan di sumur itu sendiri.
Perlu diketahui bahwa untuk operasi sebuah kegiatan pemboran MIGAS di Indonesia setiap tindakan harus seijin BP MIGAS, semua dokumen terutama tentang pemasangan casing sudah disetujui oleh BP MIGAS.
Dalam AAPG 2008 International Conference & Exhibition dilaksanakan di Cape Town International Conference Center, Afrika Selatan, tanggal 26-29 Oktober 2008, merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh American Association of Petroleum Geologists (AAPG) dihadiri oleh ahli geologi seluruh dunia, menghasilan pendapat ahli: 3 (tiga) ahli dari Indonesia mendukung GEMPA YOGYA sebagai penyebab, 42 (empat puluh dua) suara ahli menyatakan PEMBORAN sebagai penyebab, 13 (tiga belas) suara ahli menyatakan KOMBINASI Gempa dan Pemboran sebagai penyebab, dan 16 (enam belas suara) ahli menyatakan belum bisa mengambil opini. Laporan audit Badan Pemeriksa Keuangan tertanggal 29 Mei 2007 juga menemukan kesalahan-kesalahan teknis dalam proses pemboran.
Gambar ini merupakan alat yang digunakan oleh Lapindo brantas inc dalam pengeboran sumur di siduardjo.
Pencemaran Lingkungan yang di akibatkan oleh lumpur lapindo.
Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan/ atau komponen lain ke
dalam air atau udara. Pencemaran juga bisa berarti berubahnya tatanan (komposisi)
air atau udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga
kualitas air/ udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai
dengan peruntukkannya. contohnya dalam kasus ini. pecemaran bisa terjadi akibat dar lumpur lapindo. dan pencemaran itu bisa merugikan manusia dan lingkungannya.
Berikut ini adalah pencemaran yang terjadi pada semburan lumpur lapido.
1. Pencemaran Air
Pembuangan lumpur ke laut tentu akan
menimbulkan dampak terhadap ekosistem air terlebih di Sungai
Porong dan Sungai Aloo, membahayakan kesehatan masyarakat sekitar
dan industri-industri kelautan seperti budidaya tambak udang, ikan, dan
produksi garam yang ada, namun sampai seberapa besar risiko tersebut diperkirakan
perlu dilakukan penelitian mengenai hal tersebut sebagai dasar
pertimbangan manajemen resikonya, melalui pemantauan kualitas air badan air
secara rutin dan analisis hasil pemantauan tersebut.
2. Pencemaran Tanah
Akibat dari semburan lumpur lapindo mengakibatkan pencemaran tanah dan bahkan merusak sebagian tempat tinggal manusia dan mahlukhidup lainnya. Lahan dan ternak yang tercatat terkena dampak lumpur hingga Agustus 2006 antara lain: lahan tebu seluas 25,61 ha di Renokenongo, Jatirejo dan Kedungcangkring; lahan padi seluas 172,39 ha di Siring, Renokenongo, Jatirejo, Kedungbendo, Sentul, Besuki Jabon dan Pejarakan Jabon; serta 1.605 ekor unggas, 30 ekor kambing, 2 sapi dan 7 ekor kijang. Tak kurang 600 hektar lahan terendam.Kerusakan lingkungan terhadap wilayah yang tergenangi, termasuk areal persawahan
3. Pencemaran Udara
Sebelum terjadinya peristiwa lumpur lapindo, warga siduardjo merasakan udara yang segar,sejuk dan bersih. Namun setelah terjadinya peristiwa lumpur lapindo ini udara di daerah siduardjo menjadi tercemar dan kurang baik bagi kesehatan. DI kawasan porong setelah muncul semburan lumpur lapindo, kandungan hidrokarbon di udara mencapai 55.000ppm. padahal ambang batas keberadaan hidrokarbon di udara hanya 0,24ppm. hal ini mengakibatkan terjadinya banyak korban yang terkena ISPA ( infeksi saluran pernafasan akut).
Unsur kimia yang Terkandung pada Lumpur lapindo
Berdasarkan
pengujian toksikologis di 3 laboratorium terakreditasi (Sucofindo, Corelab dan
Bogorlab) diperoleh kesimpulan ternyata lumpur Sidoarjo tidak termasuk limbah
B3 baik untuk bahan anorganik seperti Arsen, Barium, Boron, Timbal, Raksa,
Sianida Bebas dan sebagainya, maupun untuk untuk bahan organik seperti
Trichlorophenol, Chlordane, Chlorobenzene, Chloroform dan sebagainya. Hasil
pengujian menunjukkan semua parameter bahan kimia itu berada di bawah baku
mutu.
Hasil
pengujian LC50 terhadap larva udang windu (Penaeus monodon) maupun
organisme akuatik lainnya (Daphnia carinata) menunjukkan bahwa lumpur
tersebut tidak berbahaya dan tidak beracun bagi biota akuatik. LC50 adalah
pengujian konsentrasi bahan pencemar yang dapat menyebabkan 50 persen hewan uji
mati. Hasil pengujian membuktikan lumpur tersebut memiliki nilai LC50 antara
56.623,93 sampai 70.631,75 ppmSuspended Particulate Phase (SPP) terhadap larva udang windu dan
di atas 1.000.000 ppm SPP terhadap Daphnia
carinata. Sementara berdasarkan standar EDP-BPPKA Pertamina, lumpur dikatakan beracun bila nilai LC50-nya sama atau
kurang dari 30.000 mg/L SPP.
Tabel Unsur kimia yang terdapat pada Lumpur lapindo
Sifat Unsur periodik yang terkandung pada lumpur lapindo.
Dari gambar tabel unsur periodik di atas, bisa kita ketahui, bahwa sifat unsur periodik yang terkandung pada lumpur lapindo bersifat logam. karena Cr,Cd, dan Cu. merupakan unsur yang dapat menghantarkan listrik ( bersifat logm).
Berikut ini adalah Reaksi unsur pada Lumpur lapindo :
Berikut ini adalah Reaksi unsur pada Lumpur lapindo :
Timbal + Oksigen + Air ———>> Hidroksida Timbal
2PB(s) + O2(g) + 2H2O(l) —–>> 2Pb(OH)2(s)
2PB(s) + O2(g) + 2H2O(l) —–>> 2Pb(OH)2(s)
Manfaat lumpur lapindo sebagi pemenuhan kebutuhan
sekunder di
bidang industri
Teknologi merupakan cara yang harus dilakukan manusia
dalam usaha untuk memenuhi kebutuhannya yang makin meningkat. Dalam hal ini
contohnya lumpur lapindo bisa di manfaatkan untuk pembuatan – pembuatan
teknologi seperti batrai. Dengan cara ini lumpur lapindo sangat bisa di
manfaatkan dalam pembuatan batari untuk kebutuhuhan sekunder di bidang
industri.
Fase Tehnologi Batrai yang berasal dari lumpur lapindo
Pada fase pembuatan batrai yang terbuat dari lumpur
lapindo adalah fase tehnik modern. Karena pembuatanya menggunakan tenaga mesin.
Dan termasuk teknologi modern atau (Hi tech).
Dampak Lumpur lapindo
Semburan lumpur ini membawa dampak yang luar biasa bagi masyarakat
sekitar maupun bagi aktivitas perekonomian di Jawa Timur. Sampai Mei 2009, PT
Lapindo, melalui PT Minarak Lapindo Jaya telah mengeluarkan uang baik untuk
mengganti tanah masyarakat maupun membuat tanggul sebesar Rp. 6 Triliun.
1.
Lumpur menggenangi 16 desa di tiga kecamatan. Semula hanya
menggenangi empat desa dengan ketinggian sekitar 6 meter, yang membuat
dievakuasinya warga setempat untuk diungsikan serta rusaknya areal pertanian.
Luapan lumpur ini juga menggenangi sarana pendidikan dan Markas Koramil Porong.
Hingga bulan Agustus 2006, luapan lumpur ini telah menggenangi sejumlah
desa/kelurahan di Kecamatan Porong, Jabon, dan Tanggulangin, dengan total warga
yang dievakuasi sebanyak lebih dari 8.200 jiwa dan tak 25.000 jiwa mengungsi.
Karena tak kurang 10.426 unit rumah terendam lumpur dan 77 unit rumah ibadah
terendam lumpur.
2.
Lahan dan ternak yang tercatat terkena dampak lumpur hingga
Agustus 2006 antara lain: lahan tebu seluas 25,61 ha di Renokenongo, Jatirejo
dan Kedungcangkring; lahan padi seluas 172,39 ha di Siring, Renokenongo,
Jatirejo, Kedungbendo, Sentul, Besuki Jabon dan Pejarakan Jabon; serta 1.605
ekor unggas, 30 ekor kambing, 2 sapi dan 7 ekor kijang.
3.
Sekitar 30 pabrik yang tergenang terpaksa menghentikan aktivitas
produksi dan merumahkan ribuan tenaga kerja. Tercatat 1.873 orang tenaga kerja
yang terkena dampak lumpur ini.
4.
Empat kantor pemerintah juga tak berfungsi dan para pegawai juga
terancam tak bekerja.Tidak berfungsinya sarana pendidikan (SD, SMP), Markas
Koramil Porong, serta rusaknya sarana dan prasarana infrastruktur (jaringan
listrik dan telepon)
5.
Rumah/tempat tinggal yang rusak akibat diterjang lumpur dan rusak
sebanyak 1.683 unit. Rinciannya: Tempat tinggal 1.810 (Siring 142, Jatirejo
480, Renokenongo 428, Kedungbendo 590, Besuki 170), sekolah 18 (7 sekolah
negeri), kantor 2 (Kantor Koramil dan Kelurahan Jatirejo), pabrik 15, masjid
dan musala 15 unit.
6.
Kerusakan lingkungan terhadap wilayah yang tergenangi, termasuk
areal persawahan
7.
Pihak Lapindo melalui Imam P. Agustino, Gene-ral Manager PT
Lapindo Brantas, mengaku telah menyisihkan US$ 70 juta (sekitar Rp 665 miliar)
untuk dana darurat penanggulangan lumpur.
8.
Akibat amblesnya permukaan tanah di sekitar semburan lumpur, pipa
air milik PDAM Surabaya patah [2].
9.
Meledaknya pipa gas milik Pertamina akibat penurunan tanah karena
tekanan lumpur dan sekitar 2,5 kilometer pipa gas terendam.
10.
Ditutupnya ruas jalan tol Surabaya-Gempol hingga waktu yang tidak
ditentukan, dan mengakibatkan kemacetan di jalur-jalur alternatif, yaitu
melalui Sidoarjo-Mojosari-Porong dan jalur Waru-tol-Porong.
11.
Tak kurang 600 hektar lahan terendam.
12.
Sebuah SUTET milik PT PLN dan seluruh jaringan telepon dan listrik
di empat desa serta satu jembatan di Jalan Raya Porong tak dapat difungsikan.
Penutupan ruas jalan tol ini juga menyebabkan terganggunya jalur
transportasi Surabaya-Malang dan Surabaya-Banyuwangi serta kota-kota lain di
bagian timur pulau Jawa. Ini berakibat pula terhadap aktivitas produksi di
kawasan Ngoro (Mojokerto) dan Pasuruan yang selama ini merupakan salah satu
kawasan industri utama di Jawa Timur.
B.
Upaya menanggulangi lumpur lapindo
Sejumlah
upaya telah dilakukan untuk menanggulangi luapan lumpur, diantaranya dengan
membuat tanggul untuk membendung area genangan lumpur. Namun demikian, lumpur
terus menyembur setiap harinya, sehingga sewaktu-waktu tanggul dapat jebol,
yang mengancam tergenanginya lumpur pada permukiman di dekat tanggul. Jika
dalam tiga bulan bencana tidak tertangani, adalah membuat waduk dengan beton
pada lahan seluas 342 hektar, dengan mengungsikan 12.000 warga. Kementerian
Lingkungan Hidup mengatakan, untuk menampung lumpur sampai Desember 2006,
mereka menyiapkan 150 hektare waduk baru. Juga ada cadangan 342 hektare lagi
yang sanggup memenuhi kebutuhan hingga Juni 2007. Akhir Oktober, diperkirakan
volume lumpur sudah mencapai 7 juta m3.Namun rencana itu batal tanpa sebab yang
jelas.
Badan Meteorologi dan Geofisika
meramal musim hujan bakal datang dua bulanan lagi. Jika perkira-an itu tepat,
waduk terancam kelebihan daya tampung. Lumpur pun meluap ke segala arah,
mengotori sekitarnya.
Institut Teknologi 10 Nopember
Surabaya (ITS) memperkirakan, musim hujan bisa membuat tanggul jebol,
waduk-waduk lumpur meluber, jalan tol terendam, dan lumpur diperkirakan mulai
melibas rel kereta. Ini adalah bahaya yang bakal terjadi dalam hitungan jangka
pendek.
Sudah ada tiga tim ahli yang
dibentuk untuk memadamkan lumpur berikut menanggulangi dampaknya. Mereka bekerja
secara paralel. Tiap tim terdiri dari perwakilan Lapindo, pemerintah, dan
sejumlah ahli dari beberapa universitas terkemuka. Di antaranya, para pakar
dari ITS, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Gadjah Mada. Tim Satu,
yang menangani penanggulangan lumpur, berkutat dengan skenario pemadaman.
Tujuan jangka pendeknya adalah memadamkan lumpur dan mencari penyelesaian cepat
untuk jutaan kubik lumpur yang telah terhampar di atas tanah.
Keimpulan :
Banjir lumpur panas siduardjo, atau yang sering kita kenal lumpur laindo, adalah suatu peristiwa menyemburnya lumpur panas di lokasi pengeboran Lapindo Brantas inc di dusun balongnongo di desa renokenongo, kecamatan porong , kabupaten siduarjo, jawa timur, sejak tanggal 29 mei 2006. dan lumpur lapindo memiliki berbagai zat -zat kimia, memiliki manfaat di bidang industri sebagai pembuatan batrai. serta memiliki dampak negativ yang begitu besar.
Refrensi :
Palar, Heryando, 2004, Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat, Penerbit Rineka Cipta,
Jakarta, 152 hal.
Paustenbach, D J, 2002, Human and Ecological Risk Assessment, John Wiley & Sons Inc,
New York.
Semburan Lumpur Panas Wilayah PT Lapindo Brantas Kabupaten Sidoarjo
Jawa Timur. Paper Pendukung, Simposium Nasional: Pembuangan Lumpur
Porong-Sidoarjo ke Laut? Surabaya. 33 hal.
No comments:
Post a Comment